Rabu, 30 Desember 2015

sman 2 garut






Hujan…
Berderai jatuh, bersuara
Suara yang nyaris tak terdengar
Tak terdengar seolah semuanya
tertutup
Tertutup oleh bisingnya suara
kesepian di hatiku
Sepi…
Sepi hati ini tanpamu
Tanpamu yang selama ini
menemaniku
Menemani setiap hariku
Hari-hari yang indah, karenamu
Kamu…
Kamu pelangiku
Pelangiku yang indah
Indah, dan sangat berbeda
Tapi…
Dimana?
Dimana pelangiku kini?
Kuharap kau hadir kembali seusai
hujan ini
Kembali dengan sejuta warna yang
indah nan mempesona
Warnai lagi hari-hariku yang kini
kelam, suram
Ya…
Aku sepi tanpamu di sini
Kusampaikan sepenggal rasa yang
kian terasa
Rasa rindu yang menggebu tiada
tara
Redup sayup tak terucap, tertuang
di udara
Hela nafas terasa berat menahan
sesak di dada
Sakit…
Sakit rasanya
Sesaat aku tersentak
Tersadarkan oleh kenyataan
Kenyataan bahwa kau hanyalah
angan
Harapan palsu yang tak mungkin
jadi nyata
Mungkin selama ini aku terlalu
termanja
Terbuai karenanya
Aku terlalu hanyut
Hanyut dalam alunan nada cinta
yang melanda jiwa
Jiwaku terbang, melayang-layang
di angkasa
Detak jantung seakan bernyanyi
tanpa irama
Urat nadi seperti menari-nari ikuti
suasana hati
Dan tergores lewat tarian jemari
yang begitu mesra
Pelangiku…
Dapatkah kau dengar bisikan hati
ini?
Hati ini memanggil hatimu
Aku rindu
Sungguh rindu
Terlalu rindu
Hingga sang langit pun bernyanyi
Bernyanyi dalam alunan nada tak
berirama
Hingga hujan kembali menjadi sang
penyampai pesan
Pesan tentang kerinduanku padamu
Pelangiku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar